Aktivitaskalangan. Analisislah beberapa hal yg berhubungan dgn globalisasi budaya ! 1. Aspek nilai : a. Perubahan masyarakat dr masyarakat agraris tradisional menjadi masyarakat industri terbaru. Semula masyarakat yg sangat sosial menjadi masyarakat yg individualis. b. Banyak nilai-nilai yg mulai ditinggalkan contohnya perihal sopan santun
1 Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakt. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan rasa ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakt Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara
30 Dalam integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat. Di bawah ini yang menunjukkan integrasi tersebut, yaitu. A. suku Bugis sebagai nelayan dan suku Minang sebagai pedagang yang menjual hasil laut. B. Anita melakukan kerja sama dengan Friska untuk membuat kerajinan daur ulang
Perkawinancampur antara dua pendukung kebudayaan yang berbeda dapat mendorong terciptanya integrasi sosial. Dalam sistem sosial masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga, integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Adanya musuh bersama dari luar Adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat
Berikutbeberapa syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff. 1. Terpenuhinya Kebutuhan. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosialnya dapat dipenuhi oleh sistem sosial mereka.
GSy3ts. Jokowi luncurkan Bus Kota Terintegrasi Busway. ©2014 Luthfi Rahman - Dalam sebuah pembangunan bangsa dan negara, sebuah integrasi nasional perlu diterapkan. Hal ini demi menjamin stabilitas sosial masyarakat sekaligus stabilitas politik. Integrasi nasional juga diperlukan untuk dapat menjaga keamanan dalam negeri. Pengertian integrasi nasional dapat diartikan sebagai sebuah upaya mempersatukan atau menyatupadukan sebuah bangsa. Upaya tersebut dapat diraih apabila sebuah bangsa memiliki kesamaan identitas, sejarah, ataupun kondisi. Integrasi nasional akan dapat dengan mudah dicapai apabila suatu bangsa telah memiliki kesamaan-kesamaan tersebut. Namun, Indonesia memiliki keunikan keberagaman masyarakatnya. Ada beberapa faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia dapat tercapai di tengah keberagaman masyarakatnya. Berikut telah merangkum beberapa faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia berikut penjelasannya 2 dari 3 halaman Faktor Pendorong Integrasi Nasional Sebelum memahami faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia, ada baiknya untuk mengetahui faktor pendorong integrasi nasional secara umum terlebih dahulu. Beberapa faktor pendorong integrasi nasional adalah sebagai berikut 1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah salah satunya akibat penderitaan penjajahan 2. Adanya tekad dan kemauan untuk bersatu 3. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme 4. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara. Faktor Pendorong Integrasi Nasional di Indonesia Setelah mengetahui faktor-faktor integrasi nasional secara umum, berikut penjelasan beberapa faktor pendorong integrasi nasional yang ada di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa yang unik. Berkembang dari bahasa Melayu yang dulunya digunakan sebagai bahasa perdagangan di Nusantara, bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa perjuangan dan pemersatu. Bahasa Indonesia pertama kali disebutkan di dalam Kongres Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Di dalam Kongres tersebut, seluruh perwakilan menyepakati bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Pentingnya bahasa sebagai salah satu faktor pendorong integrasi nasional adalah disebabkan oleh salah satu fungsi bahasa sebagai sebuah proses berkomunikasi dalam bermasyarakat. Menggunakan bahasa yang sama akan memudahkan masyarakat Indonesia yang beragam untuk berkomunikasi antara satu sama lain dan sekaligus membangun sebuah identitas yang sama. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan Tanah Air Indonesia Selain bahasa, adanya semangat untuk menjunjung persatuan turut menjadi salah satu faktor pendorong integrasi nasional. Meskipun masyarakat Indonesia sangat beragam dalam budaya, sejarah dan bahasa, kesamaan nasib menjadi bagian dari wilayah kolonial Belanda menjadi salah satu pemicu semangat persatuan. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila Di Indonesia, sebagai sebuah negara yang berdaulat, Pancasila menjadi salah satu falsafah negara sekaligus kehidupan bermasyarakat. Akibatnya, hukum di Indonesia mengacu Pancasila sebagai dasar hukum yang berlaku. Dikarenakan hal tersebut, Pancasila menjadi salah satu faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia. 3 dari 3 halaman Keberhasilan Integrasi Nasional Sesuai dengan dinamika masyarakat, faktor pendorong integrasi nasional yang telah disebutkan di atas belum tentu dapat menjamin keberhasilan integrasi nasional tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masyarakat untuk dapat mencapai keberhasilan integrasi nasional tersebut. Syarat-syarat tersebut ialah Terdapat rasa saling membutuhkan dari masing-masing anggota masyarakat. Pada saat masyarakat telah merasa berhasil saling mengisi kebutuhan masing-masing anggota masyarakat, pada saat itulah telah terdapat rasa kesamaan bangsa. Terciptanya kesepakatan atau konsensus bersama terkait norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan sebagai pedoman. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan sebagai aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi nasional. Mengimplementasikan nilai-nilai yang dimiliki Pancasila melalui kegiatan sehari- hari juga dapat dikatakan tanda keberhasilan integrasi nasional. Faktor Penghambat Integrasi Nasional Selain faktor pendorong dan syarat keberhasilan yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa faktor yang dapat menghambat integrasi nasional untuk dapat tercapai. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan Kurangnya penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman yang ada di Indonesia dapat menjadi salah satu faktor penghambat terjadinya integrasi nasional. Keberagaman yang dimiliki Indonesia memerlukan adanya komunikasi untuk mencapai pemahaman dalam kebudayaan yang beragam. Kurangnya toleransi antar sesama golongan Kurangnya penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman tersebut dapat berpotensi dalam kurangnya toleransi antar sesama golongan di masyarakat Indonesia. Toleransi yang rendah dapat menjadi faktor besar dalam menghambat proses integrasi nasional. Kurangnya kesadaran dalam diri masing-masing rakyat Indonesia Intoleransi dan kurangnya penghargaan terhadap keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia dapat disebabkan oleh globalisasi. Munculnya rasa individualisme yang tinggi akibat globalisasi, dapat berdampak kepada kurangnya kesadaran diri dalam masing-masing masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin tak acuh terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungannya terutama persoalan intoleransi. Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan Ketimpangan dan ketidakmerataan yang diakibatkan luasnya wilayah Indonesia dapat menyebabkan terhambatnya integrasi nasional untuk dapat tercapai. Pelimpahan kebijakan keuangan dan politik melalui otonomi daerah dapat berdampak kepada konflik vertikal yang dapat menghambat terjadinya integrasi nasional di Indonesia. [amd]
Integrasi sosial diartikan sebagai proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan 22. Terciptanya integrasi sosial di dalam suatu masyarakat dapat dilihat dari...a. terwujudnya suatu bentuk ketentraman dalam kehidupan bermasyarakatb. pola hidup yang sama di antara anggota masyarakatnyac. timbulnya kesamaan kehendak di antara anggota masyarakatd. nilai sosial ditentukan oleh salah satu anggota kelompoke. adanya pola pikir yang seragamJawaban A1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40Integrasi sosial diartikan sebagai proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian integrasi sosial di dalam suatu masyarakat dapat dilihat dari terwujudnya suatu bentuk ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.
Integrasi Sosial – Di dalam masyarakat terdapat berbagai perbedaan yang dapat mengarah kepada konflik sosial. Untuk menyelaraskan perbedaan tesebut, diperlukan upaya konsensus menuju ke arah integrasi sosial. Hal ini bertujuan agar setiap perbedaan dapat hidup secara berdampingan. Konflik adalah fenomena sosial yang hadir di setiap aspek kehidupan masyarakat. Kehadirannya dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Demikian pula integrasi sosial akan hadir di masyarakat, kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, antara konflik sosial dan integrasi sosial bagaikan dua belah mata uang yang selalu berdampingan. Hal ini berarti di mana ada konflik, di situ akan terjadi yang disebut reintegrasi. Konflik sebagai potensi yang dapat saja muncul dalam masyarakat yang memiliki tingkat diferensiasi dan stratifikasi yang Pada bagian ini, kita akan membahas potensi integrasi dalam masyarakat dengan tipologi yang telah disebutkan di atas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tetsebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti satu. Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras etnik, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma. Dalam integrasi masyarakat terdapat kerja sama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari tingkat individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat sehingga menghasilkan konsensus kesepakatan nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Namun, integrasi sosial tidak cukup diukur dari kriteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat dalam arti fisik. Konsensus juga merupakan pengembangan sikap solidaritas dan perasaan manusiawi. Pengembangan sikap dan perasaan manusia tersebut merupakan dasar dari keselarasan suatu kelompok atau masyarakat. Michael Banton mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang terkait serta ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan tidak ada sangkut pautnya dengan bidang pekerjaan atau status. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut. 1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan di antara mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosial mereka dapat terpenuhi oleh sistem sosial. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling menjaga keterikatan antara satu dengan yang lainnya. 2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan konsensus bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan. 3. Norma-norma dan nilai sosial itü berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan secara konsisten deh seluruh anggota masyarakat. Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor berikut. 1. Homogenitas kelompok Dalam kelompok atau masyarakat yang tingkat kemajemukannya rendah, integrasi sosial akan mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat majemuk, integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan waktu yang sangat lama. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa semakin homogen suatu kelompok atau masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara anggota di dalam kelompok atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok atau masyarakat yang homogen adalah kelompok atau masyarakat dengan satu suku bangsa. 2. Beşar kecilnya kelompok Umumnya, dalam kelompok yang kedi, tingkat kemajemukan anggotanya relatif rendah sehingga integrasi sosialnya lebih mudah tercapai. Hal itü dapat disebabkan, dalam kelompok kecil, hubungan sosial antaranggotanya terjadi secara intensif, sehingga komunikasi dan tukar-menukar budaya akan semakin cepat. Dengan demikian, penyesuaian atas perbedaan-perbedaan dapat lebih cepat dilakukan. Sebaliknya, dalam kelompok beşar tingkat kemajemukannya relatif tinggi, sehingga integrasi sosial akan lebih sulit dicapai. 3. Mobilitas geografis Anggota kelompok yang baru datang tentu harus menyesuaikan diri dengan identitas masyarakat yang ditujunya masyarakat asal/penduduk asli. Namun, semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, semakin sulit pula terjadi proses integrasi sosial. Sementara ituı dalam masyarakat yang mobilitasnya rendah, seperti daerah atau suku terisolasi, integrasi sosial dapat cepat terjadi dengan cepat. Efektivitas komunikasi yang baik dalam masyarakat juga akan mempercepat integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi berlangsung, semakin cepat pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang berlangsung antaranggota masyarakatı semakin lambat dan sulit pula integrasi sosialnya terwujud. Integrasi sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk berikut. 1. Integrasi Normatif Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat. Misalnya, bangsa Indonesia dipersatukan deh prinsip Bhinneka Tunggal İka. Bhinneka Tunggal İka menjadi sebuah norma yang berfungsi mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam masyarakat. 2. Integrasi Fungsional Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat. Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku yang ada, seperti suku Bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia hasil-hasil laut, suku Minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual hasil-hasil laut tersebut. Dengan demikian, akan tercipta sebuah integrasi dalam masyarakat. Integrasi terakhir ini terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif kekerasan. Contoh integrasi koersif adalah perusuh yang berhenti mengacau karena polisi menembakkan gas air mata. Integrasi sosial adalah proses yang terjadi secara bertahap. Proses itu dapat bermula dari akomodasi keinginan berbagai pihak untuk bekerja sama. Hal itu dapat timbul karena kesadaran mereka atas kepentingan yang sama. Pada saat yang sama, mereka memiliki cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Kemudian, proses itu dilanjutkan dengan berbagai bentuk kerja sama. Dalam proses kerja sama itu, masing-masing pihak berusaha mengatasi perbedaan dan mengakomodasi keinginan, harapan, atau kebutuhan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, masing-masing pihak berusaha mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Masing-masing pihak tidak lagi membedakan dirinya dengan anggota lainnya pada saat itu. Batas-batas di antara mereka akan hilang dan melebur menjadi satu. Hal itu menunjukkan bahwa integrasi sosial telah tercapai. Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut. Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yañg berbeda. Proses sosial itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Namun, umumnya akulturasi berlangsung tanpa menghilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa akulturasi merupakan proses perubahan yang ditandai dengan terjadinya penyatuan dua kebudayaan yang berbeda. Penyatuan tersebut menyebabkan kebudayaan yang satu hampir menyerupai kebudayaan yang lain. Namun, masing-masing kebudayaan masih mempertahankan ciri khasnya. Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia. Hal itu disebabkan oleh manusia selalu melakukan migrasi atau gerak perpindahan di muka bumi. Migrasi itu menyebabkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda. Akibatnya, setiap individu dalam kelompok-kelompok itu akan dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan yang asing baginya. Pertama kali, unsur-unsur baru yang datang tidak langsung diterima atau diadaptasi begitu saja, tetapi melalui proses pembelajaran terlebih dahulu. Jika mendatangkan manfaat lebih besar, kebudayaan asing tersebut akan diterimanya. Sebaliknya, jika tidak, akan ditolak. Penerimaan tersebut mungkin saja terjadi setelah melalui perubahan-perubahan tertentu modifikasi yang sesuai dengan struktur masyarakat yang ada. Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Dalam proses ini, setiap individu dalam masyarakat berusaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Saat itu, setiap anggota kelompok dan masyarakat tidak lagi membedakan dirinya dengan anggota yang lainnya. Batas-batas di antara mereka akan hilang dan lebur menjadi satu kesatuan. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang bersifat emosional, dengan tujuan mencapai kesatuan integrasi. Kebudayaan asing akan relatif mudah diterima apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini. a Tidak ada hambatan geografis, seperti daerah yang sulit dijangkau. b Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih beşar bila dibandingkan dengan kebudayaan yang lama. c Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama. d Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu. e Kebudayaan itü bersifat kebendaan. Akomodasi merupakan suatu proses usaha manusia untuk meredakan pertentangan dan mencapai kestabilan. Akomodasi di dalam masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan pertentangan atau konflik tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi akan meredakan konflik dan menjadikan interaksi yang bersifat lebih damai. Akomodasi dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia diharapkan dapat membentuk sebuah masyarakat yang damai tanpa hadirnya perpecahan. Adanya akomodasi membuat berbagai kelompok sosial dapat menyesuaikan diri dengan kelompok sosial lain sehingga diharapkan terbentuk integrasi sosial. Integrasi sosial sebagai sebuah proses sosial dapat dicapai karena adanya berbagai faktor internal dan eksternal yang mendorong proses tersebut. Dalam proses asimilasi, integrasi sosial dapat dicapai karena adanya faktor-faktor berikut. 1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda. Toleransi yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan yang berbeda tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di arıtara mereka. 2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Hal itü dapat mempercepat proses integrasi sosial. Dalam sistem ekonomi yang demikian, setiap individü mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya. 3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya. Jika tiap pihak mengakui kelemahan dan kelebihan kebudayaan masing-masing, tiap anggota masyarakat pendukung suatu kebudayaan akan mudah bersatu. 4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. Hal itü dapat diwujudkan jika penguasa memberikan kesempatan yang sama kepada golongan minoritas untuk memperoleh hak-hak yang sama dengan golongan mayoritas. 5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan. Pengetahuan tentang persamaan-persamaan unsur kebudayaan yang berlainan akan mendekatkan tiap anggota masyarakat. Hal itü akan menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin ada di antara pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut. 6. Perkawinan campuran amalgamation. Perkawinan campur antara dua pendukung kebudayaan yang berbeda dapat mendorong terciptanya integrasi sosial. Dalam sistem sosial masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga, integrasi sosial sangat mungkin terjadi. 7. Adanya musuh bersama dari luan Adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat kesatuan masyarakat atau kelompok yang mengalami ancaman musuh tersebut. Dalam keadaan demikian, berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat tersebut akan melepaskan atribut perbedaannya dan bersama-sama menghadapi musuh mereka. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Pada dasarnya, perubahan merupakan proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut perubahan sosial, yaitu gejala urnum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Albert O. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia merupakan penyebab dari perubahan. Manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. la selalu mencari sesuatu yang baru, bagaimana mengubah suatu keadaan agar Iebih baik. Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin berubah, aktif, kreatif, inovatif, agresif, selalu berkembang, dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial memiliki makna yang luas dan mencakup berbagai segi kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan politik. Oleh karena itu, perubahan sosial budaya yang terjadi dalam suatu masyarakat menyangkut perubahan nilai, pola perilaku, organisasi sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, serta segi kemasyarakatan lainnya. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat pula berupa kemajuan progress atau kemunduran regress. Dalam rupa kemajuan, perubahan yang terjadi dalam masyarakat mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini dapat diartikan sebagai proses pernbangunan masyarakat ke arah yang Iebih bak. Dalam rupa kemunduran, perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan. Misalnya, penggunaan tenaga mesin di pedesaan mengakibatkan nilai kegotong royongan masyarakat menjadi luntur, bahkan hilang. Contoh Iain, penemuan teknologi selain menguntungkan manusia juga dapat merugikan positif dan negatif, seperti halnya dengan penemuan nuklir. Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kondisi ini disebut sebagai disorganisasi atau disintegrasi sosial. Awal terjadinya kondisi ini adalah situasi di mana ada ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem masyarakat tidak berfungsi dengan baik. Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itü lamakelamaan akan menjadi chaos kacau. Pada keadaan yang demikian, akan dijumpai anomie tanpa aturan, yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah. Hal itü berakibat pada ketidakmampuan anggota masyarakat untuk mengukur tindakan-tindakannya. Mereka tidak mampu melihat dengan jelas batasan antara yang baik dan buruk. Integrasi Sosial – Pengertian, Syarat, Faktor, Bentuk, Proses Reviewed by Fakhrudin Sujarwo on Rating 5
Ilustrasi contoh lembaga sosial. Sumber Idriss Meliani/ Lembaga sosial adalah suatu organisasi yang bergerak di lingkungan sosial masyarakat untuk mengatur sistem serta membantu memberdayakan masyarakat. Contoh lembaga sosial pun ada banyak, misalnya adalah sekolah. Hal itu juga diungkapkan oleh Laksono dan Rohmah dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Lembaga Sosial dan Pendidikan, bahwa lembaga sosial berperan besar dalam memberdayakan masyarakat agar lebih maju. Untuk mengetahui sejumlah contoh lembaga sosial yang berkembang di lingkungan masyarakat, baca artikel ini sampai Lembaga SosialIlustrasi contoh lembaga sosial. Sumber Max Fischer/ Saat ini, di lingkungan masyarakat berkembang berbagai macam lembaga sosial. Adapun beberapa contoh lembaga sosial, antara Bidang PendidikanContoh lembaga sosial yang pertama adalah terletak di bidang pendidikan. Pada umumnya lembaga sosial yang ada di bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Adapun beberapa contoh lembaga sosial di bidang pendidikan, yaitu Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Bidang KebudayaanContoh lembaga sosial berikutnya adalah bergerak di bidang kebudayaan. Di masa modern ini, kebudayaan tradisional di Indonesia terancam punah akibat kurangnya minat masyarakat. Maka dari itu, keberadaan lembaga sosial di bidang kebudayaan sangat diperlukan untuk menjaga budaya Indonesia. Adapun contoh lembaga sosial di bidang kebudayaan, seperti Lembaga Seniman Budaya Muslim Indonesia dan Yayasan Lembaga Budaya Bidang EkonomiBidang ekonomi adalah contoh lembaga sosial berikutnya yang berkaitan dengan finansial masyarakat. Keberadaan lembaga sosial ini sangat membantu mengembangkan aspek-aspek perekonomian masyarakat. Adapun contoh lembaga sosial di bidang ekonomi adalah pasar, kementerian perdagangan, kementerian perikanan, hingga kementerian negara koperasi dan Bidang KeluargaContoh lembaga sosial berikutnya bergerak di bidang pemberdayaan keluarga. Hal ini bertujuan untuk membentuk keluarga secara resmi serta melindunginya. Adapun contoh lembaga sosial di bidang keluarga adalah KUA, Lembaga Perlindungan Anak, KPAI, hingga Pengadilan Bidang AgamaIndonesia adalah negara multikultural, sehingga banyak agama yang ada di Indonesia, mulai dari Islam, Kristen, Katholik, Khonghucu, Hindu, hingga Buddha. Dengan beragam agama tersebut, tentunya dibutuhkan lembaga sosial untuk menaungi, memberdayakan, serta menjaga kerukunan antarumat beragama. Adapun contoh lembaga sosial di bidang agama, antara lain Majelis Ulama Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, hingga Parisada Hindhu Dharma Indonesia. Demikian sederet informasi mengenai contoh lembaga sosial yang berkembang di lingkungan masyarakat. [ENF]
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Sosiologi ★ Sosiologi UmumIntegrasi sosial yang tercipta dalam masyarakat dapat terlihat dari… A. timbul kesamaan kehendak B. adanya pola berfikir seragam C. terwujudnya ketertiban D. nilai sosial E. terciptanya dominasiPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Ujian Nasional Sosiologi SMA Kelas 12 tahun 2017 Paket 2Seorang remaja putri mengikuti mode busana yang sedang populer dan menjadi perbincangan masyarakat luas. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial pada kasus tersebut adalah…a. motivasib. imitasic. sugestid. empatie. simpatiCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaProduksi Pengolahan Hasil Hewani SMK Kelas 11 APHPMid Semester Bahasa Mandarin SMA Kelas 10PAI Bab 8 dan 9 SD Kelas 5Mean, Modus, Median - Matematika SD Kelas 6PAS Fiqih MI Kelas 3PTS Matematika SD Kelas 4PAS IPA Semester 1 Ganjil SD Kelas 6Tema 4 Subtema 4 SD Kelas 2Amylum - Farmakognosi SMK Kelas 11Perbengkelan Kapal - SMK Kelas 12
terciptanya integrasi sosial dalam masyarakat dapat terlihat dari